Selasa, 14 September 2010

PEMUJA GENGSI V.S KAUM MALAMATIYAH

Potret Realitas Ego oleh Kaum Sofionis
(oleh: Abdurroqib Al-Haq*)
Pembahasan Gengsi adalah pembahasan monoton sejak zaman yang tak dikenal arkeolog. Wibawa, prestise, kehormatan, dan muru’ah menjadi topik utama oleh kaum pemuja gengsi. Jika Siddhartha Buddha Gautama adalah orang nomer satu dalam agama Budha, dan Kong Hu-Cu adalah orang pertama pengembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Cina, kemudian James Clerk Maxwell merupakan tokoh utama tentang penjelasan hukum dasar listrik dan magnit, Antoine Henri Becquerel orang pertama yang menemukan radio, maka dalam hal “gengsi” mungkin Iblis adalah tokoh utamanya, yang telah menentukan sikap tegas dan lugas pada Allah bahwa ia tidak mau menyembah Adam yang tercipta dari tanah.
Pada dasarnya pemuja “gengsi” hanya karena tidak ingin dikatakan hina, rendah, dan lebih jelek dari orang lain. Men-definisi-kan dirinya orang yang sempurna, atau sadar dirinya hina namun bagaimana orang lain harus tidak tahu kekurangan dirinya sehingga dirinya tetap berada di rentetan teratas pada tangga pujian manusia adalah menjadi target ideal versi mereka. Bagi mereka, cacian orang lain dan tidak mendapat jatah kehormatan dalam memapaki garis duniawi tak ubahnya disayat belati.
Demi luka abstrak yang dapat menyesakkan dada mereka ini, bukan hal aneh jika mereka berkata : …. saya itu “gengsian”…! Saya bisa mengatakan ‘ia’, sekalipun kenyataannya ‘tidak’ demi gengsi. Dan saya berani menyatakan ‘tidak’ sekalipun hati saya ‘ia’ demi gengsi. Bahkan konon Abu Tholib, paman Nabi, mengakui akan kebenaran islam namun hanya karena malu-jika tidak dikatakan gengsi, karena ia sebagai tokoh utama yang disegani masyarakat Quraisy pada waktu itu, hingga ia harus tetap meringkuk dalam kekafirannya. Realitas ini kiranya membuka peluang pada keangkuhan Fadhil tidak menerima cinta  Tiara karena kerakusan ego-nya dalam salah satu novel best sellernya Habiburrohman tidak cukup hanya dengan catatan viksi.
Pada persoalan ego yang terus berdampingan dengan perjalanan kehormatan ini, gengsi adalah keharusan-bila bukan disebut kebutuhan biologis. Hal ini karena mengingat para kaum pemuja gengsi seperti menjalani kematian sebelum mati saat tidak mendapat jatah pujian dalam kehidupannya. Keniscayaan gengsi merasuki egomanusia seolah tidak bisa dipungkiri. Manusia seakan harus terus memburu kehormatan, kewibawaan, prestise dan segala perangkat yang terkait dengan sanjungan, jika tidak ingin merasakan lukanya hinaan orang lain.
Mempertaruhkan nilai demi gengsi dan ego dengan dalih agar tidak tertindas kehinaan ini rupanya telah mewarnai berbagai lapisan sosial. Virus ini begitu cepat ter-akses dan langsung menyerang software manusia dengan halus, bahkan seperti tidak ada masalah  dalam bergelut dengan penyakit hati yang berupa gengsi ini. Padahal dalam insiden ini Hujjatul Islam al Imam al Ghazali menganggap gengsi adalah persoalan yang dapat merusak dan menghancurkan kehidupan manusia. Allah menggambarkan kebahagiaan yang digapai oleh kaum pemuja gengsi bersifat sementara. Seperti hijaunya tumbuhan saat disiram air hujan, sampai pada saatnya nanti  harus diseret musim kemarau dan dipaksa melepaskan warna hijaunya yang telah menyihir pandangan mata. Tumbuhan itu akan kering kerontang dan tak berharga lagi, karena memang itulah hakekatnya. Manusia terlahir dalam keadaan hina. Tak sehelai pakaian-pun yang menjadikan ia harus wibawa, apalagi dihormati orang lain. Kemudian hanya karena setitik nikmat Allah yang telah dikaruniakan hingga ia harus sedih saat orang lain menjadikan hina. Mungkin pertanyaan yang lugas untuk mereka sekalipun tidak membutuhkan jawaban dengan kata adalah : “apa yang anda dapati setelah dipuji orang lain bahwa anda orang hebat dan tegar?”. Kemudian, “Apa yang anda banggakan jika orang lain tidak mengetahui celah anda?” Apakah anda berarti tidak punya celah dalam kenyataannya? Apakah status “hina” yang Allah ciptakan dan sekaligus menjadi sifat manusia menjadi hilang dalam jiwa anda? Apakah anda mau jadi Tuhan? Bukankah hanya Allah yang tidak mempunyai sifat hina?”. Renungkan!
Dari realitas ini, bahwa manusia tercipta dalam keadaan hina, kaum pemburu kehormatan tentu tidak dapat dipungkiri harus menyandang title “sombong”. Mereka ingin menyandang status yang mestinya tidak ia miliki. Sifat sombong adalah hak Allah, sedangkan hina adalah milik manusia. Dan manusia yang memiliki kesombongan inilah kiranya oleh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan dianggap sebagai kekufuran. Semoga kita tidak termasuk orang yang kufur pada Allah, Amin!
Di samping kaum pemuja gengsi yang terus meng-anak-emaskan egonya dalam memburu kehormatan, pada perjalanan hidup ini ada juga aliran yang sangat bertolak belakang. Aliran ini orang – orang tashawuf menyebut dengan sebutan kaumMalamatiyah. Seperti dalam penjelasan imam Ghazali :
وأما من حيث العمل: فإسقاط الجاه عن قلوب الخلق بمباشرة أفعال يلام عليها حتى يسقط من أعين الخلق وتفارقه لذة القبول ويأنس بالخمول ويرد الخلق ويقنع بالقبول من الخالق. وهذا هو مذهب الملامتية  

Arti sederhana aliran ini adalah “kaum pencela diri”. Anggapan orang lain bahwa dirinya mulia di-klaim sebagai penghambat pada perjelanannya menuju Allah. Menurut mereka, kehormatan dan kewibawaan yang disandangnya adalah bahan bakar untuk menyulut bara kesombongan yang akhirnya menyeret mereka ke gerbang kenistaan yang jauh dengan kebahagiaan sempurna. Kebahagian sempurna versi mereka adalah kebahagiaan abadi, bukan kebahagiaan sementara seperti yang dilambangkan Allah dalat surat al Kahfi di atas.

Kaum Malamatiyah penekanannya pada persoalan hati. Nilai intuitivitas yang merupakan sumber dari aktivitas konkret terus ia evaluasi. Menurut mereka, aktivitaslahiriyah yang di-ekspresikan dalam kegiatan sehari-hari hanya sebuah ranting-ranting kecil yang menghiasi tumbuhan menjadi indah. Sedangkan hati adalah akar dan batangnya. Semua keindahan fisik, seperti mekar dan semerbaknya bunga yang menebarkan aroma, hijaunya daun yang dapat menakjubkan mata, gerakan mungil ranting saat diterpa angin, akan kuncup dan memudar ketika akar dan batang tidak beraktivitas. Seluruh keindahan yang dapat menyulap pandangan mata manusia menjadi terkesimak, akan kering, saat zat klorovil tidak dapat dihasilkan pada proses oksidasi biologi. Begitu juga, keindahan dan kesenangan lahiriyah, seperti pujian, kehormatan, kewibawaan, dan semua perangkat yang bermuara pada sanjungan hanya bagian kecil dari sebuah kinerja hati yang memproduk keinginan dan niat. Rasulullah SAW. bersabda : “Sesungguhnya dalam jasad manusia terdapat segumpal daging, yang apabila segumpal daging itu baik, maka baik pula seluruh tubuh itu. Dan apabila jelek maka jelek pula seluruh tubuh itu.”
Kaum Malamatiyah, selalu mencari kehormatan dihadapan Allah. Hinaan orang lain yang dirasakan mereka menjadi terapi untuk menata hati agar betul-betul menyadari kalau dirinya tercipta dalam keadaan hina. Bahkan dari berharganya nilai rendah diri ini pripsip mendasar bagi mereka bahwa : “ Bermaksiat pada Allah yang dapat ber-efek pada perasaan rendah-diri dan menyadari kalau dirinya hina serta butuh pada Allah adalah lebih baik dari pada beribadah pada Allah yang dapat menimbulkan bekas-rasa mulia, takabbur, serta merasa bahwa dirinya lebih baik dengan orang lain sebab ibadah yang ia lakukan”.
Jika kita sadar bahwa kita belum termasuk bagian dari kaum Malatiyah yang kadang teman dekat penulis menyatakan bahwa prinsip ini terlalu ideal untuk diterapkan zaman sekarang, maka minimal kita tidak terlalu masuk dalam perangkap pemuja gengsi yang berlebihan. Dan paling tidak kita menyadari bahwa pujian dan hinaan manusia bukan menjadi ukuran utama dalam menjalani kehidupan duniawi ini. Sehingga dalam beraktivitas kita tidak selalu menakar dengan pertimbangan ibadah yang diperuntukkan untuk menggapai acungan jempol manusia tapi demi kemurnian pengabdian yang tidak terjebak pada kesyirikan dalam beribadah. Dan sunggug Allah dapat menjadikan manusia menjadi hina, kemudian dapat menjadikan mulia lagi dalam sekejap jika Dia berkehendak. Wallahu a’lamu.

* Penulis adalah pemerhati kajian tasawuf dan sebagai penanggungjawab Forum Kajian Sosial Keislaman (FORKSOS) Fakultas Syari'ah IAI. Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Senin, 13 September 2010

Sahabat Sejati

“Sahabat Sejati” adalah sebuah sosok yang selalu didambakan oleh setiap manusia. Hal tersebut merupakan refleksi atas fitrah manusia yang selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial, yang saling membutuhkan satu sama lain. Jika kita mencari seseorang yang mau hidup menyendiri selamanya, maka kita akan menemukan satu dari seribu orang yang menolaknya, atau bahkan nihil. Karena walau bagaimanapun, sebagai makhluk sosial tentu saja seseorang akan selalu membutuhkan bantuan dan dibutuhkan bantuannya oleh orang lain, minimal untuk berdialog, diskusi, berbagi ide, atau sekedar berbagi rasa (sharing).
Islam juga telah menjelaskan arti pentingnya sebuah persaudaraan. Dalam sebuah sabdanya Rasulullah saw mengatakan, “Seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya ibarat sebuah bangunan, dimana bagian yang satu akan menguatkan bagian yang lainnya.”
Persahabatan adalah bagian dari sebuah hubungan persaudaraan. Untuk itu, sudah selayaknyalah bagi kita untuk menjaga dan mengikat tali persahabatan tersebut dengan kuat. Untuk menjaga tali persahabatan ini agar tetap kokoh tentu saja diantara keduanya harus saling mengenal karakter masing-masing sahabatnya. Hal itu mutlak diperlukan untuk menguatkan sebuah tali persahabatan. Ibarat kata pepatah “Tak kenal maka tak sayang”, kalau kita tidak mengenal sahabat kita dengan baik, bagaimana mungkin kita akan saling menyayangi. Dan kalau tidak ada rasa kasih sayang antar sahabat, lalu bagaimana mungkin tali persahabatan akan kuat.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya telah memberikan tips atau pandangan secara global mengenai sifat persahabatan, diantaranya adalah:
  1. Jika engkau berbuat baik kepadanya maka ia juga kan senantiasa melindungimu.
  2. Jika engkau merapatkan ikatan persahabatan dengannya maka ia akan membalas baik persahabatanmu itu.
  3. Jika engkau memerlukan pertolongan darinya, maka ia akan berusaha untuk membantu sesuai dengan kemampuannya.
  4. Jika engkau menawarkan berbuat baik kepadanya, maka ia akan menyambutnya dengan baik.
  5. Jika ia memperoleh kebaikan atau bantuan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu.
  6. Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik darimu (aib), maka ia akan berupaya untuk menutupinya.
  7. Jika engkau meminta suatu bantuan darinya, maka ia akan mengusahakannya dengan bersungguh-sungguh.
  8. Jika engkau berdiam diri (karena malu untuk meminta), maka ia akan menanyakan kesulitan yang tengah kau hadapi.
  9. Jika bencana datang menimpamu, maka ia akan berbuat sesuatu untuk meringankan kesusahanmu itu.
  10. Jika engkau berkata benar kepadanya, niscaya ia akan membenarkanmu.
  11. Jika engkau merencanakan suatu kebaikan, maka dengan senang hati ia akan membantu rencanamu itu.
  12. Jika kalian berdua sedang berbeda pendapat atau berselisih paham, niscaya ia akan lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan persahabatan itu.
Itulah beberapa poin mengenai sifat seorang sahabat sejati yang diberikan oleh Imam Al-Ghozali. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan akan adanya perkembangan akan poin-poin di atas yang meluas berdasarkan perkembangan waktu/zaman. Yang perlu kita pegung teguh adalah “Selamanya, sahabat sejati akan selalu membawa kita kepada hal-hal yang positif, yang dapat meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah”.

Sebagai remaja yang terlepas daripada pandangan ayah ibu berhati-hatilah jika memilih kawan. Karena kawan, kita bahagia tetapi kawan juga bisa menjerumuskan kita.
Hati-hatilah atau tinggalkan saja sahabat seperti dibawah:
  • Sahabat yang tamak: ia sangat tamak, ia hanya memberi sedikit dan meminta yang banyak, dan ia hanya mementingkan diri sendiri.
  • Sahabat hipokrit: ia menyatakan bersahabat berkenaan dengan hal-hal lampau, atau hal-hal mendatang; ia berusaha mendapatkan simpati dengan kata-kata kosong; dan jika ada kesempatan membantu, ia menyatakan tidak sanggup.
  • Sahabat pengampu: Dia setuju dengan semua yang kamu lakukan tidak melihat betul atau salah, yang parahnya dia setuju dengan hal yang dia tidak berani untuk menjelaskan kebenaran, di hadapanmu ia memuji dirimu, dan di belakangmu ia merendahkan dirimu atau mengkhianati amanahmu. Bila telah di percayai, dia khianati. Bila telah di cintai, dia dustakan.
  • Sahabat pemboros dan suka hiburan: ia menjadi kawanmu jika engkau suka berpesta, suka berkeliaran, suka ke tempat-tempat hiburan dan pertunjukan yang melalaikan.
  • Sahabat yang membawamu semakin jauh dari Allah. Seorang yang tidak menambah kebajikanmu di dunia, lebih2 lagi di akhirat. Seorang yang tidak menambah manfaat kehidupanmu di akhirat, bukanlah temanmu yang sebenar-benarnya.
Hati-hatilah memilih kawan, karena kawan bisa menjadi cermin pribadi seseorang. Berkawanlah karena Allah untuk mencari ridha-Nya.

Wrote By  : Haslinda

Jumat, 10 September 2010

Kilas Idul Fitri

banyak diantara kaum muslimin mengambil sikap yang salah dalam merayakan hari kemenangan ini. Mengapa ? Karena ternyata mereka belum memahami hakikat Idul Fitri tersebut dan bagaimana cara merayakannya.

Setelah kaum muslimin menjalani „tranning" 1 bulan lamanya selama puasa, tentu tiada tanggal yang paling dinantikan selain tanggal 1 Syawal. Pada saat itulah kaum muslimin merayakan hari kemena-ngannya. Kemenangan atas nafsunya. Semua bergembira pada hari itu.

Sebelum kita merayakan Idul Fitri sebagai hari kemenangan, penting bagi kita untuk terlebih dahulu memahami hakikat atau arti dari Idul Fitri itu sendiri dan mendudukkannya secara proporsional, sehingga kita bisa mengambil sikap yang tepat, bagaimana seharusnya kita merayakan hari kemenangan ini, apakah kita akan merayakannya dengan membeli baju termahal dan berpesta pora serta menyulut kembang api seperti banyak dilakukan sebagian orang  pada malam tahun baru Masehi, ataukah kita akan merayakannya dengan penuh rasa syukur dan  sujud kepada Allah.
Fitri berarti fitrah atau suci. Sesuai dengan arti kata itu, kaum muslimin pada hari Idul Fitri merayakan kemenangannya karena mereka telah berhasil membersihkan / mensucikan jiwanya dari kotoran dan karat-karat nafsu dunia dan kembali kepada fitrahnya yang suci, yaitu Islam. Bagaimanakah orang yang telah mengembalikan fitrah Islamnya ? Salah satu cirinya yaitu, mereka telah mampu meng-aplikasikan Islam dalam setiap gerak dan langkah kehidupannya di dunia (segala perkataan dan perbuatannya selalu merujuk pada Al-Quran dan Sunnah Rasul), sehingga baginya dunia hanyalah sarana untuk mencapai tujuan akhirat. Mereka yang telah bersungguh-sungguh dalam menjalankan puasanya demi untuk mendekatkan dirinya kepada Allah dan mencapai keridhaan-Nya semata. Bukan hanya sekedar memenuhi kewajiban dalam rukun Islamnya saja, apalagi dengan tujuan riya’ (pemer) kepada manusia.  Mudah-mudahan Allah menjauh-kan kita dari sifat riya’ ini dan memasukkan kita kedalam golongan orang-orang yang bergembira karena puasanya.

Bagaimana Merayakan Idul Fitri ?


Bagi seorang muslim, kegembiraan dalam merayakan Idul fitri tidaklah diungkapkan dengan menuruti hawa nafsu dan dilepas seperti banjir yang meluap-luap. Namun kegembiraan ini akan disalurkannya sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, agar tidak hanyut dan menimbulkan akibat yang merusak.

Islam mengajarkan dua hal dalam menyatakan kegembiraan ini, yaitu : 
1. Menguatkan hubungan yang bersifat vertikal, yaitu dengan Allah sang Pencipta sebagai tanda syukur. 
2. Menguatkan hubungan yang bersifat horisontal, antara sesama makhluk, khususnya sesama manusia.

Menguatkan hubungan vertikal ini dapat dilakukan dengan jalan memperbanyak dzikrullah, mengumandangkan ucapan Takbir dan Tahmid : Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil-hamd (Allah Maha Besar, Dia-lah yang berhak menerima puja dan puji). Sebagai puncaknya, kaum muslimin mengerjakan shalat Idul Fitri.
Yang kedua adalah membagi kegembiraan dengan mengulurkan tangan kepada orang-orang yang lemah, terutama anak yatim dan fakir miskin, dengan memberikan zakat fitrah kepada mereka. Zakat fitrah diwajibkan kepada setiap Muslim dan Muslimah, kecuali mereka yang tidak mampu, yang hanya mempunyai persediaan makanan di rumah
Pada hari itu juga telah lazim bahwa setiap muslim saling mengunjungi satu sama lain dan saling memaafkan, sehingga ikatan persaudaraan Islam akan semakin kuat. Tetapi satu hal yang kurang pada tempatnya, bahwa kita saling memaafkan justru pada akhir bulan Ramadhan. Padahal seharusnya hal ini kita lakukan sebelum / menjelang bulan Ramadhan, sehingga kita dapat memasuki bulan Ramadhan dengan hati yang bersih.
Demikianlah Islam mengajarkan kepada ummatnya, bagaimana merayakan hari kemenangan ini, sehingga di hari yang berbahagia ini tidak ada kesia-siaan yang dilakukan.
Mudah-mudahan selepas bulan Ramadhan ini kita dapat menjadi insan-insan yang bertakwa, sesuai dengan tujuan diadakaannya pembinaan dalam bulan Ramadhan. Bersama-sama kita memohon kepada Allah agar Allah memberikan kekuatan dan bimbingan pada kita dan seluruh kaum muslimin untuk tetap konsisten dalam beramal serta dapat melanjutkan amalan yang selama Ramadhan ini telah berusaha kita giatkan, hingga amalan tersebut tidak hanya menjadi catatan selama Ramadhan yang kemudian ditutup bersamaan dengan usainya bulan Ramadhan.

Sabtu, 04 September 2010

Daya Tarik Sexual Wanita

Meski selama ini pria terkenal sebagai makhluk yang tegar dan suka berpikir secara logikal, ternyata mereka sering bersikap tidak rasional bila berhadapan dengan wanita. Dalam karakter kartun, pria sering digambarkan dengan mata melotot dan lidah terjulur ke luar saat melihat wanita seksi lewat. Di dunia nyata pun kenyataannya tak begitu jauh dari itu.

Selain tubuh seksi, hal apa dari wanita yang bisa membuat pria langsung terpesona?
1. Fully Chest
Semua teori menghubungkan hal itu dengan kesuburan. Teori antropologi meyakininya sebagai peran penting perempuan dalam kehidupan. Agaknya, kaum perempuan pun menyadari bahwa laki-laki punya anggapan begitu. Seiring kemajuan zaman, dunia pun memberi kesempatan bagi perempuan untuk memperbesar payudaranya.
2. Suara seksi
Tak sedikit pria yang jatuh hati pada seorang wanita gara-gara suaranya yang seksi. Entah itu agak parau, lembut, atau terdengar menenangkan, yang pasti suara yang dikeluarkan seorang wanita mampu menggetarkan saraf sistem auditori seorang pria.
3. Kulit bersih
Secara alamiah, mata manusia mudah tertarik pada sinar dan warna-warna terang. Karena itu, kulit putih dan juga rambut pirang lebih memancing perhatian.
4. Rambut panjang
Makin sehat rambut, makin atraktif pemiliknya. Itu sebabnya banyak iklan sampo sering kali tak hanya mengeksploitasi keindahan rambut, tetapi juga daya tarik seksual.
5. Terlihat santai dan tidak genit
Meski secara fisik seorang wanita mendapat poin 10, bila bersikap genit, ia bisa membuat minat pria langsung drop. Pahamilah bahwa pria menyukai tantangan, dan wanita yang bersikap terlalu genit dan mudah dirayu tidak bisa membuat pria tertantang sepenuhnya. Oleh sebab itu, bersikaplah cool dan tidak banting harga meski hati sudah berdebar-debar melihat pria tampan di ujung meja.

Tertarik pada seorang perempuan idaman, melamar dan kemudian menikahinya hanya karena betis adalah hal yang absurd.  Ketertarikan berwal dengan keindahan betis yang membuatnya untuk melanjutkan pendekatan sampai akhirnya menikah.
Tentu betis tadi hanyalah entry point untuk mengenal lebih jauh sang idaman hati. Memang aneh ketertarikan terhadap lawan jenis, daya tarik yang dimiliki masing-masing orang berbeda-beda. Ada yang mempunyai betis indah, tubuh sempurna, lirikan mata yang maut, gigi gingsul yang manis, kehalusan kulit, kumis lebat dan banyak lagi sebanyak jumlah manusia. Bila ada yang mempersempit definisi daya tarik antara lawan jenis hanya sebatas kesempurnaan penampilan badan, maka ibaratnya hanyalah pandangan dengan kacamata kuda.
Keindahan hasil karya Sang Pencipta mempunyai kesempurnaan luar biasa. Keindahannya meliputi banyak aspek. Jangan iri bila melihat laki-laki tampan dengan perempuan biasa, atau sebaliknya. Orang yang dianggap biasa secara tampilan bisa jadi mempunyai keunggulan dalam hal berbicara, berpikir atau keramahan.
Pernahkah tertarik lawan jenis hanya karena konon katanya? Di jaman informasi ini ketertarikan berdasar konon katanya sudah biasa. Kabar berita dalam media apa pun termasuk dalam hal ini karena tidak secara langsung berinteraksi. Wajah mulus di layar televisi atau internet, banyak dihasilkan karena polesan. Penampilan semu yang bukan keseharian bisa dipelajari di sekolah kepribadian.
Masihkan terjebak dengan sex appeal yang menggolongkan manusia hanya berdasar keindahan tubuh?
Walhasil, sandarkanlah ketertarikan anda pada kecantikan yang hakiki, apakah itu ? kecantikan yang bersumber dari dalam diri (inner beauty),yang meliputi keluhuran budi pekerti, akhlak yang mulia, ketaqwaan pada pencipta, dan kemampuannya untuk memberikan rasa nyaman, ketenangan dan kedamaian pada hati.

Bagi Hawking, Dalil Ilmiah adalah "Tuhan"

Teori fisikawan terkemuka, Stephen Hawking, bahwa Tuhan tidak ada sangkut pautnya dengan penciptaan alam semesta telah mengundang reaksi keras dari kaum rohaniwan di Inggris. Menurut mereka, teori Hawking itu tidak bisa diterima sebagai kebenaran apalagi sampai mengusik keimanan orang lain.
Kepala Gereja Kristen Anglikan, Rowan Williams, tidak bisa menerima argumen Hawking bahwa alam semesta bisa tercipta tanpa campur tangan Tuhan. Menurut Williams, manusia sejak dahulu percaya bahwa Tuhan menciptakan semesta.
"Percaya kepada Tuhan bukan sekadar mengisi kekosongan dalam menjelaskan bagaimana suatu hal terkait dengan hal lain di dalam alam semesta," kata Williams dalam majalah "Eureka" terbitan harian The Times.
"Kepercayaan itulah yang menjelaskan bahwa ada suatu unsur yang pintar dan hidup dimana segala sesuatu pada akhirnya bergantung pada keberadaannya," lanjut Williams yang komentarnya juga dikutip laman harian The Telegraph, Jumat 3 September 2010. 
"Ilmu fisika dengan sendirinya tidak akan menjawab pertanyaan mengapa ada ketimbang tiada," lanjut Williams. Dia mengritik pernyataan Hawking bahwa,"Karena ada hukum seperti gravitasi, alam semesta bisa dan akan tercipta sendiri."
Williams pun tidak habis pikir dengan pernyataan ilmuwan berusia 68 tahun itu bahwa "Kreasi yang spontan merupakan alasan mengapa ada ketimbang tiada, mengapa alam semesta ada, mengapa kita ada."
Selain Williams, kritik juga muncul dari pemuka agama lain, seperti Pemimpin Gereja Katolik Roma di Inggris, Lord Sacks, dan Ibrahim Mogra, Ketua Dewan Muslim Inggris. Kepada The Times, Lord Sacks menilai bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu penjelasan, sedangkan agama adalah menyangkut tafsiran. 

Melalui buku barunya yang akan terbit 9 September mendatang, "The Grand Design," Hawking mementahkan keyakinan Isaac Newton - dan juga pandangan Hawking sendiri - bahwa jagat raya termasuk Bumi terbentuk akibat campur tangan ilahi.
Dalam ringkasan buku yang pertama kali diterbitkan harian Inggris, The Times, Hawking menantang teori Newton bahwa alam semesta pastinya didesain oleh Tuhan karena tidak mungkin muncul dari fenomena chaos. Buku terbaru itu ditulis Hawking bersama fisikawan Amerika, Leonard Mlodinow.
Bukan kali ini saja Hawking mengesampingkan konsep Tuhan dalam mengemukakan teorinya. Dalam wawancara dengan stasiun televisi Inggris, Channel 4, Juni lalu, Hawking mengaku tidak percaya bahwa ada Tuhan secara "personal."
"Pertanyaannya adalah, apakah demikian caranya alam semesta mulai dipilih oleh Tuhan bagi alasan-alasan yang kita tidak bisa pahami, atau apakah itu ditentukan oleh suatu dalil ilmiah?" Saya percaya yang kedua," kata Hawking saat itu dalam program acara "Genius of Britain."
"Bila kalian mau, kalian bisa menyebut dalil-dalil ilmiah itu 'Tuhan.' Namun bukan seperti suatu Tuhan yang personal yang bisa kalian temui dan kalian tanya," lanjut Hawking.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Mengapa Kita Diberi Kesulitan Hidup

Saya percaya setiap kita pasti pernah mengalami yg namanya kesusahan.
Baik kecil maupun besar. Baik ringan maupun berat. Dari mulai persoalan pribadi, rumah tangga, hubungan keluarga, sakit, kondisi pekerjaan, status sosial, usaha yg jatuh bangun dan sering bangkrut, banyak hutang, sulit berhasil, dan masih banyak hal lain yg tidak mungkin disebutkan satu per satu.
Kalau mau diakui, hidup ini sebenarnya adalah ‘kumpulan dari kesulitan’. Dan setiap kesulitan sudah disandingkan Tuhan dengan jalan keluar. Tinggal kita berusaha mencari jalan keluar yg sdh disiapkan Tuhan tsb.
Contohnya adalah perjalanan seorang bayi yg belajar utk bisa berdiri. Mulai dari mengangkat pantatnya, hingga meluruskan kakinya semua perlu proses jauh bangun. Tidak pernah bayi yg mau belajar berdiri langsung bisa berdiri dalam sekali usaha.
Begitu juga ketika sang bayi mau berjalan. Tidak pernah bayi bisa langsung berjalan mulus ketika mulai belajar jalan. Adakalanya kaki kirinya menyenggol kaki kanan sehingga dia terjatuh. Adakalanya sang bayi menyenggol kursi tamu ketika jalan sehingga terjatuh ke lantai lalu keningnya benjol.
Begitu pula hakikatnya kesusahan yg dihadapi orang dewasa. Karena akal kita sudah berfungsi optimal, maka kesusahan yg kita hadapi tentu setara dengan Fungsi akal kita.
Hanya Tuhan punya perhitungan sendiri utk memberi kesusahan (baca ; cobaan) pada setiap hamba-Nya. Kesusahan tsb disesuaikan dengan kapasitas akal yg Tuhan titipkan kepada kita. Jangan pernah sanksi atas kemampuan Tuhan utk memberi kapasitas kepada kita. Perhitungan Tuhan tidak akan meleset. Masalah yg kita terima sudah diperhitungkan sesuai kapasitas ‘indera’ yg dititipkan ke kita.
Hanya masalahnya ada pada diri kita masing-masing. Maukah kita menggunakan ‘indera’ yg sudah dititipkan Tuhan tsb utk menjemput jalan keluar???
Dari mana kita tahu jalan keluar dari suatu masalah? ‘Belajar dan Mencoba’. Itu kuncinya.
Kerahkan segenap potensi ‘indera’ yg sudah dititipkan Tuhan pd diri kita.
Cari tahu apa penyebab utama masalah kita. Setelah tahu penyebabnya, tinggal kitabelajar dari berbagai literatur bagaimana orang menyelesaikan masalah yg kebetulan masalahnya sama atau mirip dengan kita.
Setelah kita belajar dari berbagai literatur (buku, internet, TV, koran, majalah, dll), maka tidak syah jika ilmu yg sudah diketahui jika tidak dipraktekkan.
Mulailah ‘bereksperimen’ kira-kira jalan apa yg perlu kita lakukan.
Karena kita belum tahu persis jalan keluarnya (karena masih belajar tadi), maka tidak ada kata takut dalam memulai. Jika menurut hati nurani kita baik, maka ikutilah kata hati tsb.
Ada kalanya dalam satu kali usaha kita menemukan jalan keluar.
Namun lebih sering lagi usaha kita akan terpental dalam mencari jalan keluar. Itu biasa. lakukan lagi, lagi, dan lagi. Sambil kita melakukannya berulang-ulang, selipkan juga upaya instropeksi atau review apakah yg kita lakukan ada yg kurang. Apakah ada dosa yg telah kita lakukan dan kita belum minta ampun (bertobat) kepada Sang Pemberi Jalan Keluar..
Jika ada yg kurang atau salah dalam menyelesaikan masalah, maka perbaiki caranya. Jika ada dosa yg telah kita lakukan dan belum minta ampun kepada-Nya, maka segeralah minta ampun. Terus lakukan introspeksi itu semua dan jangan berhenti sebelum berhasil menemukan jalan keluar.
Jika kita mengeluh di tengah jalan, itu manusiawi. Namun cepat-cepat sadarkan diri kita bahwa inilah mungkin yg namanya proses pembelajaran. Dan suatu saat kita akan mengakui kebenaran kalimat bijak berikut : “Pengalaman adalah Guru yg paling berharga”.
Berikut beberapa hikmah lain dari kesusahan yg kita hadapi :
-Kita diuji Tuhan untuk jadi orang mulia (diangkat derajad kita) jika mampu mengatasi kesusahan tsb dg baik.
-Barangkali kesusahan tsb bisa menebus dosa-dosa kita yg lalu jika kita menghadapinya dengan sabar dan ikhtiar.
-Ada banyak ilmu baru (baca : hikmah) yg bisa kita petik dan jadi bekal jika terjadi masalah yg sama suatu hari kelak (problem solving). Atau kita bisa menunjukkan kepada org lain jika suatu hari mereka menghadapi masalah yg mirip dg kita.
-Jika dikaitkan dalam dunia Bisnis yg kita geluti, maka kesusahan yg diberikan Tuhan akan menguji apakah kita pantas Naik Kelas ke Bisnis yg lebih besar.
Meminjam istilah Pak Renaldi Khasali, Bisnis kita harus naik kelas layaknya orang sekolah. Murid yg tidak lulus ujian tentu tidak memenuhi syarat utk naik kelas. Begitu juga bisnis kita. Mengapa kita menjadi orang yg lemah ketika diuji dengan berbagai kesusahan? Padahal ujian kesusahan adalah pintu gerbang untuk menuju Bisnis yang lebih besar lagi.
Mana mungkin Bisnis kita maju jika menghadapi beberapa kali ujian saja kita sudah mundur?
Dalam konteks lebih luas, mana mungkin kita bisa merasakan kesuksesan hidup jika diuji saja kita lebih banyak berkeluh kesah?
Akan lebih baik jika kita selalu percaya pada ‘persandingan’ yg telah Tuhan buat : “Bahwa dalam setiap kesusahan, pasti Tuhan menyediakan jalan keluar”.
So, keep spirit teman-temanku. Anda tidak sendirian menjalani hidup ini.
Yakinlah Anda dipersiapkan Tuhan utk menjadi orang besar karena berani mencari jalan keluar dalam setiap kesusahan yg dihadapi..!
Wrote By Davit

Rabu, 25 Agustus 2010

Hakekat Cinta

Cinta , suatu tema abadi yang tidak lekang oleh panas, dan lapuk oleh hujan.......... Cinta menghadirkan inpirasi bagi para filosof, sastrawan, seniman, komponis, untuk menciptakan karya-karya kreatif, bahkan beberapa karya kreatif mereka itu menjadi Mahakarya dan menjadi karya abadi.

Cinta memang aneh, kalau sudah dimabuk cinta, ...... maka sang pencinta rela mati untuk yang dicintai,.... rela mengorbankan apa saja demi yang dicintai,..... rela melakukan perbuatan-perbuatan diluar batas nalar, dan seringkali manusia pencinta bisa melakukan dan menelorkan kreatifitas diluar batas...... semata-mata untuk yang dicinta.

Cinta itu buta, cinta itu kalau sudah melekat ....... tai kucing terasa coklat, kata Gombloh almarhum...... cinta itu ego yang membunuh diri sendiri dan rela hancur lebur asalkan yang dicintai bisa tersenyum.

Cinta pada anak....... ketika kecil disayang, dilindungi , .... ketika dewasa meninggalkan kita untuk mengarungi hidupnya sendiri dan akhirnya mereka mati................. Cinta pada istri sang kekasih hati,...... ketika masih pacaran .... seolah-olah dunia hanya milik kita berdua...... penuh gairah, penuh sensasi..... penuh gejolak yang menggelegak.... ketika tua menjadi sering bertengkar karena persoalan-persoalan sepele..... yang semula sang cantik segar berkulit halus, menjadi keriput, yang semula sexy dan menyegarkan menjadi gemuk penuh timbunan lemak..... suka ngatur dan perintah-perintah tiada henti bagai bom Israel di jalur Gaza..... dan akhirnya sang isteri yang dicintai setengah matipun mati...........

Cinta pada pangkat dan jabatan......., agar gampang, contohnya adalah perjalanan karir seorang militer..... muda cerdas masuk Akabri, lulus berpangkat letnan dua, karena prestasi bagus dan dekat dengan atasan, promosi lancar.... pangkat melesat dan jabatan strategis selalu didapat, mulai kapten , kolonel, ..... Jendral bintang satu, dua tiga, empat..... bahkan bintang lima....... ternyata mati juga karena gerogotan penyakit....... sang Jendralpun juga mati.

Cinta pada ilmu................., sejak kecil selalu ranking disekolah, mencintai ilmu melebihi segalanya, rela bekerja keras mengorbankan waktu bermain-main, rela berkaca mata tebal minus delapan , rela mengorbankan waktu remaja yang ceria dan suka hura-hura, dia tekun........ masuk perguruan tinggi ternama...... lulus Summa Cumlaude, ... melanjutkan sekolah ke manca negara, di perguruan tinggi terkenal dunia........, menjadi imuwan yang berwibawa ......... jadi Professor.............. pensiun, pikun............ dan mati pula dia.......

Cinta diri sediri....., pada dasarnya manusia hanya mencintai diri sendiri, dan diri sendirilah yang menjadi subyek, orang lain masyarakat adalah obyek untuk memenuhi kecintaan pada diri itu........., ketika muda gagah perkasa, atau cantik jelita, sehingga membuat patah hati sang perjaka atau sang perawan dengan jumlah berjuta-juta...... , dewasa , menjadi matang dengan suara lantang penuh wibawa, ..... bertubuh kekar penuh otot bak olahragawan Binaraga, ... berjalan dengan gagah,.... berkarir cemerlang........., ketika sang usia tua telah datang menjelang,..... sigagah menjadi loyo dan lamban, si suara lantang menjadi gemetar ketika bicara, si gagah menjadi terbungkuk-bungkuk dan tertatih-tatih ketika berjalan............. , tua .... sendiri karena telah ditinggal anak dan istri, ditinggal kerabat dan sahabat .... dan selanjutnya......lalu mati.................

Ternyata cinta anak, cinta istri atau suami, cinta pangkat atau jabatan, ........... cinta diri, cinta dunia,...... cinta, cinta , cinta.............. semuanya semu dan menipu dan semuanya akan mati.

Ternyata mencintai yang abadi, mencintai hakekat sejati, mencintai Sang Maha Pencinta..........., adalah hakekat cinta............., hancur, luluh bersimpuh dan sujud menyatu dan menyerah secara total pada sang maha pencinta... adalah cinta sejati..................., bagi sang pencinta mencintai Sang Maha adalah segalanya ........., " Cintailah Tuhan melebihi segala sesuatu dan cintailah sesamamu seperti mecintai dirimu sendiri "............. cinta dan penyerahan diri secara total kepada Allah yang Maha Awal dan Maha Akhir adalah .... wujud hakekat cinta......................., Ya Allah jangan pernah kau tutup pintu kasih sayangmu agar aku bisa mencintaimu.............., sekarang, selalu dan selamanya.